Ketika seseorang membangun sebuah bangunan, unsur yang paling penting yang perlu dipikirkan adalah fondasi. Fondasi adalah dasar dari sebuah bangunan. Membangun di atas dasar yang kuat akan menentukan seberapa kokoh bangunan di atasnya. Setiap orang pada umumnya akan membangun fondasi terlebih dahulu sebelum membangun sebuah bangunan. Fondasi yang dibangun dengan bahan yang kuat dan digali dengan dalam, tidak hanya akan menentukan apakah sebuah bangunan bisa tegak berdiri atau mudah roboh, tetapi juga seberapa tingginya bangunan tersebut dapat didirikan. Ada banyak contoh bangunan megah dan indah harus roboh karena tidak memiliki fondasi yang kuat. Jadi, membangun di atas dasar yang kuat sangat penting untuk diperhatikan.
Ketika Tuhan Yesus mengajar orang banyak di bukit, Dia mengajarkan pentingnya menjadikan firman Tuhan sebagai fondasi kehidupan (Matius 7:25-26). Ketika seseorang mendasari hidupnya di atas fondasi firman, maka masalah atau tantangan sebesar apapun tidak akan merobohkan orang tersebut. Ketika fondasi firman Tuhan ditanam dengan sangat dalam di hati dan pikiran seseorang, maka kesulitan atau pergumulan hidup seberat apapun akan dapat ditanggung. Sebaliknya, jika seseorang mendasari hidupnya di atas fondasi yang bersifat fana, seperti kepandaian, kekayaan, jabatan, dan lain sebagainya, maka meskipun dari luar hidupnya kelihatan seperti bangunan yang megah dan kokoh, tetapi ketika ada goncangan datang maka hidupnya mudah goyah bahkan roboh.
Fondasi iman dibentuk dari ketaatan kita melakukan firman Tuhan. Satu ketaatan kita melakukan kehendak Tuhan, seperti satu buah batu yang membangun fondasi hidup kita menjadi kokoh di dalam Tuhan. Ketaatan demi ketaatan yang kita lakukan terhadap kehendak Tuhan akan memperkokoh fondasi iman kita, sehingga hidup kita menjadi semakin kuat, mantap, dan tidak tergoyahkan. Mari kita berefleksi, apakah yang selama ini menjadi fondasi hidup kita? Apakah yang akan kita lakukan untuk memperkokoh fondasi iman kita?
Comments