Gelap adalah tiadanya terang. Ketika terang hadir, maka kegelapan itu akan sirna. Namun ketika sumber terang tidak lagi dapat berfungsi, maka ia justru tenggelam dalam kegelapan. Karena itu, terang harus dijaga cahayanya agar ia dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk itulah, Paulus mengingatkan jemaat agar mereka berlaku sebagaimana identitas mereka, yaitu terang. Sebagai terang, maka hidup mereka tidak lagi dalam kegelapan, namun di dalam terang.
Paulus menulis dalam Surat Efesus 5:8-10, “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.” Mereka tak boleh lagi hidup dan ambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan, sebaliknya kehidupan mereka haruslah mencerminkan anak-anak terang.
Firman Tuhan hari ini, mengingatkan kita akan siapa kita. Efesus 5:8-16 mengingatkan kita bahwa kita adalah anak-anak terang. Kiranya, pemahaman ini tidak hanya kita serap sebagai pengetahuan, namun dapat mendorong kita juga dalam berperilaku sebagaimana anak-anak terang.
Mari kita hidup dengan lebih mawas diri sebagai anak-anak terang, supaya kita dapat lebih berhati-hati dan bijaksana ketika bertindak. Tuhan menempatkan kita untuk hidup bersama dengan orang lain dengan berbagai latar belakang, agar perilaku hidup kita dapat menerangi orang-orang di sekitar kita. Mari nyalakan cahaya Kristus di dalam diri kita, agar kita tidak tenggelam dalam kegelapan.
Comments