top of page

Sentuhan Kasih dan Kekuatan untuk Perjuangan yang Berat dan Panjang


I Raja-raja 19 : 3 – 10

Kita sering memberikan kalimat penyemangat saat berhadapan dengan seseorang yang sedang mengalami kesusahan. Baik susah karena kesepian, cemas dan takut karena sakit yang diderita, kesedihan yang mendalam karena ditinggalkan oleh orang-orang yang dikasihi atau gagalnya usaha. Biasanya kita akan berkata, “sudah jangan patah semangat,” “sudah jangan sedih,” “tidak perlu menangis,” dlsb. Kalimat itu kadang terucap secara spontan. Kadang pula, terucap karena tidak tahu lagi harus berkata apa. Namun, bagi saudara yang sedang berada dalam keterpurukan, kata-kata itu belum tentu menyentuh kedalaman hati mereka. Sesungguhnya, perasaan-perasaan tersebut adalah emosi yang wajar dan dapat dimiliki oleh siapapun.


Bacaan Firman Tuhan minggu ini juga menunjukkan pergumulan berat Nabi Elia ketika ia lari dari kejaran Raja Ahab dan Ratu Izebel. Elia merasa takut dan gagal. Segala pencapaian luar biasa yang sudah ia lakukan sebelumnya (baca 1 Raja-raja 18:20-46), seolah tidak ada gunanya. Elia betul-betul merasa terpuruk. Ia ketakutan dan melarikan diri, pergi menyelamatkan nyawanya. Nampaknya ia sangat galau hingga meninggalkan pelayannya di Bersyeba. Bahkan, Elia berkata, “Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." Tuhan memberi pendampingan, menyentuh dengan lembut melalui pemberian makanan dan sapaan yang amat sederhana dan mendalam. Tuhan tahu Elia mengalami kelelahan. Lelah fisik dan hati, sehingga Tuhan memberikan apa yang diperlukan Elia, sehingga ia bangkit kembali dengan semangat dan kekuatan baru untuk menjalankan misi kenabiannya.


Kiranya, Firman Tuhan hari ini menguatkan kita dalam menghadapi per-jalanan panjang hidup yang kita lalui, sehingga kita juga dapat memberi-kan semangat dengan sentuhan lembut kasih kepada orang-orang yang memerlukan.

Comments


Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page