Minggu ini kita memasuki Minggu Adven IV, yaitu minggu terakhir sebelum kita merayakan Natal. Dalam Minggu ini, firman didasarkan dari Lukas 1:26-38 yang bertutur tentang perjumpaan Maria dengan Malaikat Gabriel yang memberitahukan bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang bayi yang diberi nama Yesus. Meski tidak banyak, namun Alkitab menggambarkan pergumulan besar Maria dalam mencerna berita dari Malaikat dan menerima tugas tesebut. Kesediaan Maria untuk dipakai Tuhan sebagai jalan lahir Mesias, bukannya tanpa resiko. Bahkan untuk situasi pada jaman itu, resikonya sangat besar. Keadaan Maria yang mengandung dalam kondisi belum bersuami, menjadikan ia terancam hukuman seperti yang dituliskan dalam Ulangan 22:23-24. Dengan hukum Taurat itu, maka Maria berada dalam situasi yang sangat berbahaya bagi keselamatan dirinya. Masyarakat dapat menghukum Maria dengan hukuman rajam hingga mati. Nampaknya Maria siap mengahadapi resiko yang berat itu, ketika ia menjawab malaikat: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk. 1:38). Dari jawaban ini dapatlah dilihat bahwa Maria menempatkan dirinya sebagai hamba Tuhan. Hal itu juga berarti bahwa Maria telah meletakkan kehendak Tuhan itu di atas segala-galanya, sehingga ia siap melakukan kehendak Allah.
Dalam Minggu Adven IV ini, kita diundang untuk meneladani Maria dalam hal kesiapan dan kesungguhannya melakukan kehendak Tuhan. Kita dapat meneladani Maria, pertama-tama dengan memahami keberadaan diri kita sebagai hamba di hadapan Allah, sehingga kita dapat menempatkan kehendak Allah di atas kehendak kita.
Comments