Dalam dunia yang bagaimana Yesus lahir? Banyak hal yang perlu kita ketahui tentang situasi dan kondisi kawasan dan jaman di mana Yesus hadir. Sekalipun banyak orang Yahudi, termasuk beberapa imam, menyambut pengaruh budaya Yunani, namun sebagian kecil orang Yahudi tradisionil menolak pengaruh itu dengan keras. Unsur yang konservatif ini disebut kaum Hasidim (artinya ”saleh”). Dengan keras mereka memprotes kaum Yahudi yang memeluk kebudayaan Yunani.
Pemberontakan pun terjadi. Seorang imam tua dari pedesaan di sebelah barat Yerusalem bernama Matatias bersama kelima anak laki-lakinya melawan kebijakan “pen-yunani-an” itu. Ketika seorang utusan raja memasuki desanya untuk memaksa orang Yahudi mempersembahkan kurban kafir, Matatias menolak. Utusan raja dibunuh, dan Matatias beserta kelima anaknya, melarikan diri ke gua-gua dan padang gurun untuk melakukan perlawanan gerilya. Mereka menghancurkan mezbah-mezbah kafir di desa-desa.
Setelah Matatias meninggal diganti oleh anaknya, Yudas Makabe (artinya “si Martil”, atau pemukul). Orang-orang Makabe akhirnya berhasil merebut kembali Bait Allah pada tahun 164 SM, tiga tahun setelah Bait Allah itu dicemari dengan darah babi. Untuk mengkuduskannya kembali, diadakan upacara dedikasi kembali (penahbisan, pengudusan kembali). Sampai kini orang Yahudi masih memperingati dan merayakan Hanukah, yakni pesta dedikasi untuk mengenang peristiwa itu.
Pada th.37 sM. Herodes Agung naik tahta sebagai raja boneka Roma di Yudea dengan gelar “Raja orang Yahudi”. Pemerintahannya menunjukkan tirani yang menindas, dan berlangsung sampai ia meninggal pada th. 4 sM. sesudah ia membunuh bayi laki-laki di bawah usia 2 tahun di seluruh Bethlehem, karena ia merasa terancam oleh Raja (Yesus) yang baru lahir itu, yang dicari oleh para majusi.
Sebagai raja boneka Roma di Yudea, ia terikat oleh dua kepentingan : Kaisar dan rakyat. Sadar hal itu, ia mengembangkan suatu keseimbangan yang rawan antara : kepatuhan kepada kaisar dan memelihara kekuatan tentara romawi di satu pihak, dan memberi hati kepada rakyat tetapi harus waspada terhadap nasionalisme Yahudi. Terhadap gejala nasionalisme dan pemberontakan, ia amat bengis dan curiga. Memang ia bukan orang Yahudi asli karena leluhurnya adalah orang Edom (keturunan Esau) dan ia tahu banyak orang tidak suka dia.
Tak lama setelah pembunuhan bayi Bethlehem, Herodes terbaring sekarat. Kematian tokoh tirani yang kejam ini menyulut pemberontakan rakyat yang meluas pada masa jaman kanak-kanak Yesus. Natal tidak terjadi saat masyarakat gembira dan bersukacita, tetapi sedih dan penuh derita.
Comments