Optimisme sangat perlu dimiliki jika kita hendak maju. Seringkali sikap optimis itu menjadi surut ketika diperhadapkan pada suatu situasi buntu dan akan muncul ketika seseorang dapat menemukan sumber kekuatan untuk menghadapi situasi tersebut. Bangsa Israel dalam perikop kita juga menemukan optimisme ketika mereka diperhadapkan pada situasi buntu, yaitu sungai Yordan yang menghalangi mereka untuk sampai di tanah Kanaan. Keyakinan akan penyertaan Tuhan menjadikan mereka berani melangkah dengan iman.
Bacaan firman Tuhan memberikan pelajaran bagi kita, bahwa: 1) Firman Tuhan ini meneguhkan kita, bahwa Tuhan senantiasa menyertai peziarahan hidup kita. Ia telah menyiapkan “jalan” yang hendak kita lalui. Bahkan, ia “membukakan” jalan bagi kita, ketika kita menemui jalan buntu. Dalam hal ini, yang diperlukan adalah keyakinan kita. 2) Firman Tuhan ini juga mengingatkan kita, bahwa keberhasilan kita tidak datang begitu saja tanpa usaha. Perikop kita memperlihatkan generasi Israel yang memiliki sikap lebih tenang. Mereka bersedia mendengar petunjuk, sehingga mengikuti apa yang menjadi arahan Tuhan tidak untuk dengan rendah hati mengikuti arahan lewat Yosua. Tersirat pengakuan bahwa memang mereka belum mengetahui jalan yang hendak mereka lalui, sehingga mereka bersedia dituntun. Demikianlah dalam kita menjalani hidup, diperlukan sikap rendah hati untuk mau mendengarkan arahan, bersedia belajar, dan mengakui bahwa tidak semua hal kita tahu. Tuhan sudah membuka jalan bagi kita, tinggal kita bersedia Tuhan melalui orang-orang di sekitar kita. Amin.
Comments