Mengenal Liturgi ‘Lima’ (1)
Jikalau kita mendengar tema di atas, mungkin kita akan berpikir apakah ada jenis liturgi ‘satu’, ‘dua’, ‘tiga’, dan seterusnya hingga kepada liturgi ‘lima’. Namun sebenarnya istilah diatas bukanlah merujuk kepada suatu urut-urutan liturgi dari satu hingga lima, melainkan ‘Lima’ sebagai sebuah kota (ibukota Peru). Liturgi ‘lima’, pada awalnya merupakan sebuah liturgi penutupan sidang dalam sidang WCC (World Council of Churches) komisi Iman dan Tata Gereja (Faith & Order) di Lima, Peru, Januari 1982. Liturgi penutupan sidang tersebut kemudian diolah lebih lanjut dan menjadi semacam tonggak pembaruan liturgi gereja-gereja Protestan terkhusus pada bagian Perjamuan Kudus.
Liturgi Lima memaparkan tata liturgi menurut pola tiga ordo, sebagai berikut:
Liturgi Masuk:
Nyanyian Pembuka
Votum dan Salam
Nyanyian Pujian
Pengakuan Dosa dan Berita Anugerah
Kyrie- Gloria (Pujian Kemuliaan bagi Allah, bisa dengan litani atau pujian seperti KJ 48)
Liturgi Firman
Doa Epiklese
Pembacaan Leksionari
Khotbah
Saat Teduh
Nyanyian Respon Firman
Pengakuan Iman Rasuli
Doa Syafaat.
Liturgi Pelayanan Meja
Doa Persiapan
Doa Syukur Perjamuan: Prefasi dan sanctus benedictus (KJ 310)
Pembacaan pertelaan Perjamuan Kudus.
Doa Bapa Kami
Salam damai
Pemecahan roti dan persiapan cawan perjamuan (menyanyikan anak domba Allah, KJ 311)
Pembagian Roti dan Anggur
Doa Syukur setelah Perjamuan
Nyanyian Akhir
Pengutusan dan Berkat