Bermegah di dalam Tuhan
Mikha 6:1-8, Mazmur 15, 1 Kor. 1:18-31, Matius 5:1-12
”Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (Yes. 55:9). Tidak terbantahkan bahwa hikmat Tuhan jauh melebihi hikmat manusia. Manusia penuh keterbatasan, sementara Tuhan melampaui segalanya. Apa yang dibanggakan manusia tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan. Umumnya manusia membanggakan diri, kepandaian, kekayaan, jabatan, atau keelokannya. Namun, semua itu tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan. Manusia mengutamakan penampilan, tetapi Tuhan memperhatikan isinya.
Begitu juga ketika berbicara soal kebahagiaan dan ukuran kebahagiaan. Manusia mengukur kebahagiaan berdasarkan kesenangan duniawi. Orang yang berbahagia adalah mereka yang bisa memenuhi segala keinginannya. Orang yang berbahagia adalah orang yang selalu sehat, kuat, dan panjang umur. Orang yang berbahagia adalah orang yang sukses dalam pekerjaan dan cinta. Orang yang berbahagia adalah orang yang perjalanan hidupnya lancar, tidak mengalami masalah-masalah berat. Sebaliknya, kebahagiaan dalam pandangan Tuhan Yesus berbeda dengan itu semua. Orang yang berbahagia adalah orang yang senantiasa mengarahkan hati dan hidupnya kepada Tuhan.
Tuhan menghendaki agar kita hidup rendah hati di hadapan-Nya. Firman Tuhan menyadarkan kita bahwa kemegahan, kebesaran, dan kehebatan kita bukan terletak pada diri kita sendiri, melainkan pada Tuhan yang mengasihi kita. Karena itu, tidak sepantasnya kita menyombongkan diri dan membanggakan harta atau pun jabatan yang kita miliki. Selayaknya kita hanya bermegah di dalam Tuhan, yaitu bersyukur atas kasih Tuhan, mengandalkan Tuhan dalam segala hal, serta hidup seturut kehendak-Nya.