“Membangun Pemulihan Relasi”
Ulangan 30:15-20, Mazmur 119:1-8,
I Korintus 3:1-9, Matius 5:21-37
Pembangunan dan pertumbuhan jemaat tidak terlepas dari persoalan dan pergumulan hubungan sosial antar pribadi. Jemaat yang terdiri dari banyak orang, di dalamnya juga terdapat berbagai talenta yang dipercayakan Kristus kepada setiap orang. Talenta yang beragam adalah sebuah kekayaan yang diperlukan untuk pembangunan tubuh Kristus, yaitu jemaat. Namun kerap, dalam hidup bersama, timbul suatu hambatan manakala orang diperhadapkan dengan perbedaan. Ada yang secara dewasa dapat menerima perbedaan, namun ada pula yang tidak. Seperti yang dihadapi oleh Paulus, dan terjadi di jemaat Korintus. Iri hati dan perselisihan yang ada dalam jemaat di Korintus menunjukkan bahwa mereka manusia duniawi, yang hidupnya secara manusiawi (ay.3). Manusia duniawi adalah manusia yang belum dewasa dalam Kristus (ay.1). Sebaliknya, manusia rohani adalah manusia yang sudah dewasa dalam Kristus yaitu mereka yang tidak minum susu lagi melainkan yang sudah dapat menerima makanan keras (ay.2). Iri hati dan perselisihan itulah yang menyebabkan muncul golongan-golongan dalam jemaat.
Yesus mengajarkan tentang pentingnya hidup berdamai dalam persekutuan. Dalam Matius 5:23-25, Yesus mengajarkan agar setiap orang dalam keadaan damai dengan orang lain apabila mereka hendak membawa persembahan kepada Tuhan. Pemulihan relasi yang rusak perlu dilakukan. Bagi Yesus, perdamaian dengan sesama, adalah hal penting yang harus mendahului ibadah. Dengan demikian, kehidupan persekutuan dalam damai menjadi prasyarat bagi kehidupan peribadatan sebuah jemaat.