top of page

Sejarah GKJ (8)


Dahulu wilayah joglo terdiri dari Joglo A dan Joglo B, namun penyatuan tersebut tidak berlangsung lama. Akhirnya pada sidang pleno Majelis GKJ Jakarta tanggal 12 Maret 1993 warga sub wilayah 4 dan sebagian Sub Wilayah 5 kembali statusnya sebagai wilayah penuh dengan nama GKJ Jakarta wilayah Grogol mulai tanggal 1 April 1993. Sehingga mulai saat itu terjadi pula perubahan-perubahan susunan kepengurusan serta kewilayahan di GKJ Joglo.

  1. Sub Wilayah 1 meliputi kelompok: Karet Tengsin dan Pejompongan

  2. Sub Wilayah 2 meliputi kelompok: Slipi, Kebon Jeruk, Palmerah, dan Kelapa Dua.

  3. Sub Wilayah 3 meliputi kelompok: Rempoa, Ciledug, Petukangan, Kebayoran lama.

  4. Sub Wilayah 4 meliputi kelompok: Joglo dan Meruya

  5. Sub Wilayah 5 meliputi kelompok: Kalideres, Cengkareng, dan Tangerang.

Setelah melalui tahap ini kemudian GKJ Joglo telah menerima status prakelola khusus yang merupakan satu tahap lagi menuju pendewasaan, yang sejatinya hanya diterima Joglo hingga Oktober 1993, tetapi atas rekomendasi TEPAT maka prakelola khusus diperpanjang sampai bulan Maret 1994. Atas rekomendasi TEPAT pula mulai bulan April 1994 GKJ Jakarta Wilayah Joglo berstatus “prakelola penuh”. Kemudian setelah diajukan untuk dewasa pada sidang Klasis Tegal ke XXV maka telah disetujui GKJ Jakarta Wilayah Joglo untuk menjadi GKJ Joglo. Penantian panjang akan kemandirian pun akan segera terwujud, perjuangan panjang sedari tahun 1988 akan berbuah kini. Pendewasaan sejatinya merupakan sebuah langkah awal untuk tugas perutusan yang lebih kompleks ke depannya. Pada tanggal 7 Oktober 1995 gereja ini didewasakan menjadi Gereja Kristen Jawa Joglo.


Menarik untuk melihat perikop yang dipiilih oleh panitia pada saat itu ialah dari Yehezkiel 37: 5-6 “ Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: “Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN”. Persekutuan ini yang baru ini rupanya memahami bahwa selayaknya penggambaran manusia yang sudah berupa tulang belulang dan kemudian dihidupkan kembali oleh Allah, demikianlah GKJ Joglo memahami proses pembentukan eksistensinya. Allah menghidupkan tidak terjadi secara ajaib langsung menjadi manusia sebagaimana diceritakan melalui Yehezkiel, melainkan secara berproses dan bertahap mulai dari urat hingga nafas kehidupan. Dengan demikian kemandirian GKJ Joglo juga merupakan sebuah proses yang terjadi secara bertahap dan sedianya umat diundang untuk menikmati proses tersebut meski terkadang mungkin tidak sabar untuk menantikan kapan cita-cita, harapan, serta pemulihan kita akan terwujud. Menghargai proses sejatinya juga memahami bahwa dalam proses tersebut sedianya Allah melibatkan manusia sebagai rekan kerjanya dan tanpa kesadaran tersebut tidak mungkin terwujud GKJ Joglo sebagaimana didewasakan pada tahun 1995 tersebut. Daya cipta Allah digabungkan dengan daya cipta manusia rupanya menghasilkan keindahan yang luar biasa dan keindahan itu seharusnya terwujud dalam eksistensi GKJ Joglo.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page