Serba-serbi Peribadahan (1)
Ibadah adalah sebuah ekspresi mendasar dari upaya manusia untuk berhubungan dengan Penciptanya. Dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ (PPA GKJ), ibadah dipahami sebagai salah satu bentuk pemeliharaan iman. Ibadah dalam rangka pemeliharaan iman tersebut dipahami sebagai upaya orang percaya (komunitas) untuk bersama-sama mengungkapkan dan menghayati hubungan dengan Allah, berdasarkan penyelamatan yang telah mereka alami.
Ibadah sebagai sebuah pengungkapan hubungan antara Allah dengan manusia mengandung sebuah ‘komunikasi’ timbal balik. Dari sisi manusia terdapat sembah sujud, pujian, pengakuan dosa, permohonan ampun, persembahan dan pengakuan iman. Dari sisi Allah terdapat pengampunan, firman, dan berkat. Bentuk komunikasi itulah yang kemudian dirangkai sebagai unsur-unsur dalam peribadahan. Perlu disadari bahwa peribadahan sebagai sebuah penghayatan hubungan dengan Allah diungkapkan dalam bentuk dramatik simbolik. Banyak susunan, benda-benda material, seni, dan sebagainya untuk menyimbolkan dan menggambarkan makna yang sejatinya jauh lebih dalam yakni sebuah keterikatan mutlak antara manusia dengan Allah.
Komunikasi, simbol, jalinan hubungan dengan Allah tersebut diekspresikan melalui berbagai bentuk susunan ibadah (tata ibadah), baik itu dalam ibadah-ibadah yang mengandung sakramen atau ibadah minggu biasa. Tata ibadah yang kita jalani setiap minggu merupakan sebuah rangkaian yang utuh untuk menghantar kita dalam dialog dengan Allah. Untuk itu setiap bagian dalam ibadah merupakan hal yang penting, dan tidak ada bagian yang lebih penting dari bagian lainnya. Misalnya saja melalui persembahan kita belajar untuk bersyukur atas segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita kepada Allah, sementara melalui Khotbah kita diingatkan kembali akan firman-firmanNya yang menuntun hidup kita, demikian seterusnya.
Melalui edisi binawarga yang akan datang kita akan sama-sama belajar mengenai peribadahan terkhusus dalam konteks GKJ. Ibadah yang kita lakukan seringkali hanya berubah menjadi rutinitas belaka dan menjadi tindakan tanpa makna. Kita akan belajar mulai dari teologi mengenai ibadah itu sendiri. Sampai kepada bentuk tata ibadah GKJ (Joglo) beserta dengan sebagala unsur yang ada di dalamnya